Sedikit Darah Kamu, Berarti Besar Bagi yang Membutuhkan

3 Agustus 2013

Setelah bersenang-senang berbuka puasa dengan teman-teman tersayang, ternyata saya mengalami hal yang membuat saya menangis.

Malam itu saya telah membuat janji dengan seorang teman, Keyko untuk mendonorkan darah kami ke Palang Merah Indonesia di Kramat, Jakarta Pusat. Begitu sampai PMI, saya bertanya pada petugas jaga dimana ruang donor darah. Tiba-tiba beberapa orang dengan air muka harap-harap cemas datang menghampiri saya. Mereka menanyakan apa golongan darah saya.

Orang-orang itu berharap kalau saya bergolongan dara B, atau setidaknya AB. Mereka langsung kecewa mengetahui golongan darah saya adalah O. Saat itu saya merasa menyesal tidak bisa membantu mereka. Saya minta maaf tidak bisa membantu Anda.

Ruang donor darah berada di lantai 5. Ketika berdiri di depan lift, saya dihampiri seorang bapak yang telah 3 hari mencari supply darah AB. Anaknya sedang dirawat di rumah sakit, dan bapak itu selalu menunggu di depan lift, berharap ada orang dengan golongan darah AB yang mendonorkan darahnya.

Dia menangis ketika mengetahui lagi-lagi orang yang dia tanya bukan bergolongan darah AB, yaitu saya dengan dolongan darah O. Lagi dan lagi, saya menghancurkan harapan orang lain. Maaf ya pak, bu.

Begitu sampai di lantai 5 dan akan mendaftarkan diri melapor pada petugas bahwa saya bukan pendonor untuk pasien, seketika beberapa ibu-ibu bertanya apa golongan darah saya. Ada ibu yang membawa box darah. Dia masih kekurangan 2 kantung golongan darah A. Lagi-lagi saya mengecewakan orang lain. Ibu itu terlihat kecewa.

Malam minggu itu banyak sekali orang yang datang untuk menunggu supply darah A, B dan juga AB. Banyak. Saya memang tidak tahu seberapa besar kebutuhan orang-orang akan darah. Mungkin saya juga tidak tahu seberapa besar rasa kecewa mereka karena stok darah yang dibutuhkan kosong.

Tapi saya tahu bagaimana rasanya seseorang habis-habisan berusaha mempertahankan anggota keluarganya agar tetap hidup. Saya pun pernah marah kepada dunia dan dokter. Saya pernah marah akan keterbatasan manusia. Saya marah sama dokter dan duniaa medis yang saya anggap capable untuk menyembuhkan orang lain.

But I do not have lead a reason to be angry with Allah SWT. I realize that I am only a piece of shit in front of Allah SWT.

Jadi buat teman-teman yang merasa mampu dan sehat untuk mendonorkan darahnya, saya mohon sekali, donorkan darahmu ya. Jangan pikirkan rasa sakit jarum yang menembus kulitmu. Tapi selalu ingat, 350 ml darahmu bisa memperpanjang nyawa seseorang, selama 1 menit, 1 jam, bahkan seumur hidup. Tolong. Sesama manusia dan makhluk hidup harus saling tolong menolong, bukan?